Energi hijau atau terbarukan harus dinilai dari Life Cycle Analysis-nya. Tidak hanya dihitung saat produk tersebut digunakan, tapi juga proses produksi, tanam, atau saat ditemukan, hingga dikonsumsi masyarakat. Jadi, belum tentu energi terbarukan itu rendah karbon. Panel surya pun belum tentu rendah emisi, kita harus memperhatikan apakah produksinya berkelanjutan atau tidak.
Lalu, apa yang cocok diaplikasikan di Indonesia, energi bayu (angin), sungai, atau matahari? Masih bersama Host Prof. Damayanti Buchori, ahli entomologi, ekologi evolusioner, dan ilmu transdisipliner dan berkelanjutan. Ditemani Co-host, Eka Satya Putra dari CTSS (Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences) Institut Pertanian Bogor.
Dengan bintang tamu muda: Ricky Amukti, Traction Energi Asia (Lembaga riset yang fokus pada penurunan emisi, pembangunan lokal, transisi ekonomi, dan lain sebagainya).